Apa itu Bitcoin Rainbow Chart dan Cara Membacanya

Harga Bitcoin terus menunjukkan adanya tren positif meskipun sempat terjun bebas di awal bulan Juni dan Juli 2022. Tercatat di hari Sabtu, 13 Agustus 2022, lalu Coin Market Cap menunjukkan adanya kenaikan sebesar 3,56% atau setara dengan harga Rp363juta/koin. Meskipun demikian, karena sifatnya yang sangat fluktuatif, di tanggal 18 Agustus 2022 ini Bitcoin kembali melemah sebesar 2,62% atau setara dengan Rp344juta/koin. Dengan data yang ada barusan, seorang investor ataupun trader harus mampu membuat analisis yang mendalam agar dapat memprediksikan harga pasar Bitcoin dengan akurat dan terhindar dari kerugian besar.

Untuk dapat menganalisis pergerakan pasar Bitcoin, ada beberapa cara analisis yang dapat Anda lakukan. Untuk analisis kualitatif, Anda bisa memprediksi naik turunnya Bitcoin melalui berita terkini dan melihat apakah ada faktor berita yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar Bitcoin. Lalu untuk analisis kuantitatif, Anda dapat membaca pola candlestick dan juga Bitcoin Rainbow Chart. Anda bisa mempelajari cara membaca pola candlestick di sini. Untuk artikel ini mari kita bahas lebih dalam mengenai Bitcoin Rainbow Chart!

Apa itu Bitcoin Rainbow Chart?

Rainbow Chart merupakan salah satu alat yang paling lama digunakan dalam mengevaluasi pergerakan harga Bitcoin. Alat ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang pengguna situs Reddit bernama Azop pada tahun 2014 yang menciptakannya untuk mengevaluasi harga pasar Bitcoin kepada komunitas crypto di situs tersebut. Setelah dikenal lebih banyak orang, ide ini kemudian dikembangkan menggunakan Logarithmic Regression dan kemudian dipublish dalam Blochcancenter.com oleh Uber Holger. 

Logarithmic Regression sendiri merupakan grafik yang digunakan untuk membuat analisis statistik dengan pendekatan yang membaca adanya hubungan sebuah faktor dengan pergerakan harga. Fitur penting dari tipe grafik ini adalah rate harga akan fluktuatif menaik dan turun di awal, namunpergerakannya akan melamban seiring dengan berjalannya waktu.

Bitcoin Rainbow Chart ini digambarkan seperti rainbow ataupun pelangi, dengan setiap warna menggambarkan arti yang berbeda. Alat ini tidak mempertimbangkan naik turunnya nilai Bitcoin dalam jangka pendek, sehingga lebih cocok digunakan sebagai analisis jangka panjang.

Arti Warna di Rainbow Chart

Berikut adalah arti warna-warna yang ada di dalam Bitcoin Rainbow Chart:

  • Dark red – gelembung harga akan pecah
  • Red – investor disarankan menjual asetnya sekarang juga
  • Dark Orange – banyak investor mengalami FOMO (Fear of Missing Out)
  • Orange – diprediksi akan ada gelembung harga bila warna ini keluar
  • Yellow – Pertahankan aset. HODL! (stands for “Hold on for dear life!”)
  • Light green – harga pasar mulai menurun
  • Green – Investor disarankan untuk membeli aset sekarang
  • Bluish Green – Beli sekarang juga!
  • Indigo – Diskon besar-besaran dari harga aset

Cara Membaca Rainbow Chart

Membaca Rainbow Chart pada dasarnya sangatlah mudah, karena setiap warna sudah memiliki arti masing-masing. Sebagai contoh apabila harga pasar tengah berada di zona biru dan hijau, artinya menunjukkan adanya oversold, sedangkan dalam zona oranye dan merah berarti ada overbought. Dari sana, Anda bisa menyimpulkan bahwa Anda perlu membeli aset di zona biru dan hijau, sedangkan di zona lain Anda perlu bersiap-siap menjual aset Anda.

Apakah Rainbow Chart Akurat?

Sebagai orang yang telah mengembangkan rainbow chart, Hogler menyatakan bahwa grafik ini dibuat tanpa adanya dasar ilmiah. Chart ini dibuat untuk memungkinkan pembacanya untuk mengamati pergerakan harga pasar dalam jangka waktu panjang tanpa perlu melihat gangguan dari fluktuasi harga harian. Selain itu, dari chart ini para investor juga dapat melihat waktu yang tepat untuk membeli ataupun menjual Bitcoin. Adapun demikian, chart ini bukanlah saran investasi.

Meski tidak dianggap terlalu akurat, Bitcoin rainbow chart telah berhasil mengungkapkan informasi menarik tentang pergerakan pasar. Dari grafik ini dapat dilihat bahwa satu tahun setelah halving, harga Bitcoin biasanya akan mengalami peningkatan drastis. Salah satu contohnya adalah di tahun 2013 Bitcoin mencapai titik tertinggi semenjak ia diluncurkan yakni $1000. Kemudian hal yang sama juga terjadi pada tahun 2017 dan 2021.

Dari penjelasan di atas kita bisa menyimpulkan bahwa rainbow chart dapat kita jadikan salah satu metrics dalam menganalisa harga pasar. Namun, alangkah baiknya apabila Anda tetap mengkombinasikan analisis lain seperti analisis candlestick, data on chain, atau pun dengan model stock to flow. Dengan demikian, Anda bisa memprediksi harga pasar dengan lebih akurat. 

Bagaimana? Semakin tertarik untuk melakukan investasi Bitcoin? Bila Anda ingin menguji kemampuan analisis Anda sebelum mencoba, di Tokenomy Anda bisa berlatih dengan akun demo sebelum melakukan trading secara nyata. Setelah sudah yakin, Anda bisa mengunjungi halaman TokenomyX dan langsung memulai trading Bitcoin!

Anda mungkin juga menyukai

%d blogger menyukai ini: