Cara Membaca Candlestick Crypto untuk Pemula

Cara Membaca Candlestick Crypto untuk Pemula

Bila Anda sudah lama bergelut ataupun baru memulai investasi crypto, maka Anda pasti pernah melihat grafik pergerakan harga aset crypto. Grafik tersebut terbentuk atas kumpulan dari candlestick yang terbentuk seiring dengan berjalannya waktu. Melalui grafik, seorang trader dapat memantau pergerakan harga dan melakukan analisa teknikal sebelum membuat sebuah keputusan trading. Hal tersebut sangat penting, karena analisis Anda yang akan menentukan resiko keuntungan dan kerugian dari keputusan yang akan dibuat. Namun bila Anda masih seorang pemula, tentunya mempelajari cara membaca candlestick merupakan langkah awal berinvestasi yang cukup membingungkan. Dalam artikel ini, Tokenomy akan membahas dengan lengkap hal-hal tentang candlestick yang perlu Anda ketahui!

Apa itu Candlestick?

Dalam dunia trading crypto, ada banyak faktor yang dapat dijadikan landasan bagi seorang trader dalam membuat keputusan dalam jual beli aset. Salah satunya adalah dengan memantau candlestick chart yang berfungsi dalam menunjukkan pergerakan harga aset dalam jangka waktu tertentu. Disebut sebagai candlestick sebab bentuk grafiknya yang  menyerupai lilin dengan sumbu. Candlestick pada umumnya merupakan salah satu jenis grafik yang paling banyak digunakan oleh para trader untuk menganalisa harga, salah satunya adalah dalam pasar crypto

Istilah candlestick pertama kali digunakan oleh Homma, seorang pedagang beras asal Jepang di abad ke 18. Dalam pengalamannya berdagang, Homma menyadari bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi harga penawaran dan permintaan beras di pasaran. Dari hal tersebutlah muncul sebuah gagasan untuk memantau pergerakan harga melalui grafik candlestick. Dalam perjalanannya, konsep ini kemudian dimodernisasi oleh seorang Jurnalis dari Barat yang bernama Charles Dow sehingga akhirnya masuk ke perdagangan internasional dan digunakan dalam seluruh pasar trading di dunia.

Cara Membaca Candlestick

Dalam ilmu technical analysis, semua informasi harga aset crypto yang diperlukan dalam pasar aset digital dapat dilihat dari sebuah pola candlestick. Dari pola tersebut Anda dapat membuat keputusan tentang di mana titik entry dan exit yang tepat. Dengan menguasai analisa teknikal, Anda akan lebih mudah dalam memprediksi tren pasar di masa depan. 

Dalam membaca candlestick, Anda perlu memahami empat komponen utama yang ditampilkan beserta setiap pola yang ada di dalam grafik tersebut. Di dalam grafik candlestick, Anda dapat melihat beberapa komponen utama yaitu:

  • Pembukaan (open) menunjukkan harga aset ketika perdagangan dimulai pada periode waktu tertentu.
  • Penutupan (close) menunjukkan harga ketika perdagangan ditutup pada periode waktu tertentu.
  • Komponen tinggi (high) dan rendah (low) yang mewakili harga tertinggi dan terendah yang dicapai aset selama periode waktu tertentu.

Sebagai contoh, apabila pembukaan (open) harga aset Ethereum berada di angka Rp 100 Juta dan penutupan (close) di angka Rp 110 Juta, maka candlestick yang muncul akan berwarna hijau atau disebut bullish candle.

Keempat komponen tersebut merupakan komponen dasar yang harus Anda pahami dalam membaca candlestick. Hal lain yang perlu diperhatikan untuk mendukung analisa teknik Anda adalah keadaan bullish (ketika warna candlestick adalah hijau) dan bearish (ketika warna candlestick adalah merah).  Warna hijau menunjukkan ketika harga penutupan aset lebih tinggi daripada pembukaannya di suatu periode dan juga adanya peningkatan minat terhadap aset. Sedangkan merah menunjukkan ketika harga penutupan lebih rendah daripada pembukaan aset, yang mana bisa diartikan pula sebagai  tanda adanya penurunan minat terhadap aset dan sinyal untuk menjual aset.

Selain itu, Anda juga bisa melakukan analisa teknikal melalui grafik candlestick berdasarkan periode waktu yang dibutuhkan. Periode tersebut dapat Anda sesuaikan mulai dari hitungan menit, jam, hari, minggu, dan bulan. Bila Anda sudah memilih periode, maka pola candlestick akan menunjukkan susunan candle dari aset crypto yang diperdagangkan sesuai jangka waktu yang dipilih.

Level Support dan Resistance

Dalam melakukan analisa teknikal, membaca level support dan resistance sangatlah penting untuk membantu mencari entry point yang terbaik. Support dan resistance digunakan untuk merujuk pada tingkatan harga tertentu yang mencegah atau menjaga agar harga tidak terdorong ke arah yang tidak diinginkan. Keduanya merupakan level yang telah ditentukan dalam menunjukkan pembalikan trend harga aset. Traders pada umumnya membeli di level support dan menjual di level resistance. Lantas, apa itu level support dan resistance?

1.) Level support
Level support terbentuk ketika adanya kondisi di mana harga aset crypto berhenti mengalami penurunan setelah batas tertentu. Namun, apabila penjual membawa lebih banyak momentum, level support baru bisa terbentuk bila harga menembus level support sebelumnya. Ketika harga berhasil menembus level support dan semakin menurun, ada beberapa kemungkinan yang terjadi:

  • Trader sudah terlalu lama menunggu pasar untuk pulih sehingga menjual aset mereka untuk meminimalkan kerugian mereka.
  • Trader jangka pendek memegang kendali dan mencoba menambahkan lebih banyak momentum ke posisi mereka.
  • Penurunan harga membuat banyak trader mulai membeli aset.

2.) Level resistance
Level resistance terbentuk pada kondisi ketika harga aset crypto berhenti naik. Jika pembeli membawa momentum yang cukup maka level resistance bisa ditembus. Resistance juga dianggap sebagai batasan langit karena tingkat harga ini mencegah pasar menggerakkan harga lebih tinggi.

Menentukan Keputusan Trading

Dari materi penjelasan candlestick di atas, kita mempelajari bahwa pergerakan harga di pasar crypto juga dipengaruhi oleh keadaan psikologis para pelaku pasar. Sebagai contoh, ketika kondisi harga jatuh di bawah level support, keserakahan atau optimisme para trader akan mendominasi dan mereka cenderung memutuskan untuk membeli pada posisi ini. Ataupun sebaliknya ketika harga naik, pesimisme trader mulai muncul dan mereka akan menjual aset untuk menghindari kerugian. Maka dari itu, Anda harus benar-benar menguasai analisis teknikal dan juga mengontrol psikologis Anda dalam membuat keputusan trading. Dari sana, Anda dapat membuat keputusan yang tepat tentang kapan membeli atau menjual aset agar mendapatkan keuntungan. 

Bila Anda seorang pemula, ada baiknya mempelajari lebih dalam mengenai grafik dan pola candlestick agar analisis teknikal Anda semakin tajam. Berlatih terus menerus juga merupakan hal yang perlu Anda lakukan. Di Tokenomy, Anda dapat berlatih dengan akun demo dan dana virtual gratis yang dapat ditop up berkali-kali. Dengan berlatih menggunakan akun demo, Anda bisa lebih mempertajam pengetahuan analisis teknik tanpa perlu takut kehilangan modal besar. Dana virtual merupakan aset buatan yang disediakan oleh Tokenomy merupakan sebuah modal yang bisa dihabiskan secara cuma-cuma. Setelah Anda sudah yakin dengan kemampuan analisa teknik di akun demo, maka Anda juga bisa segera melakukan trading crypto dengan aman di Tokenomy. Tunggu apa lagi? Segera daftarkan akun Anda dan mulai trading di Tokenomy!

Anda mungkin juga menyukai

%d blogger menyukai ini: